Categories
Uncategorized

Jadi Pembatas Dua Kerajaan, Yuk Intip 3 Fakta Sungai Citarum

Sungai terpanjang yang ada di wilayah Pasundan, Provinsi Jawa Barat adalah Citarum. Dibalik panjangnya sungai tersebut, ternyata Citarum memiliki sejarah pada tataran Sunda pada era kejayaan Kerajaan Tarumanegara. Sayangnya sungai ini sempat menjadi kategori sungai dengan tingkat pencemaran yang tinggi di dunia sejak tahun 2007. Padahal sungai Citarum memiliki fakta sejarah yang sangat menarik untuk dibahas. Yuk simak ulasan selengkapnya berikut.

Fakta Unik Sungai Terpanjang di Pasundan

1 Merupakan Batas Dua Kerajaan

Sejak runtuhnya kerajaan Taruma, Citarum menjadi pembatas alami Kerajaan Sunda dan Galuh. Dua kerajaan tersebut adalah kerajaan kembar pecahan dari Taruma, sebelum akhirnya bersatu kembali dengan nama Kerajaan Sunda. Citarum sendiri disebut dalam Naskah Bujangga Manik yaitu suatu kisah perjuangan yang kaya dengan nama nama geografi di Pulau Jawa pada abad ke 15 lalu.

  1. Merupakan Titik Awal Peradaban Sunda

Dalam perjalanan sejarah Sunda, Citarum sangat erat kaitannya dengan Kerjaan Taruma. Menurut sejarah kerajaan Taruma ini pernah ada pada abad ke 4 hingga abad ke 7. Hal ini sesuai dengan catatan catatan Tionghoa dan sejumlah prasasti yang pernah ada sebelumnya. Komplek bangunan kuno dari abad ke 4 seperti Situs Batujaya dan Situs Cibuaya menjadi salah satu bukti pernah adanya aktivitas permukiman di bagian hilir.

  1. Dimanfaatkan Dalam Dunia Modern

Selain memiliki keterlibatan dalam sejarah, Sungai Citarum juga dimanfaatkan oleh warga modern hari ini. Banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan di sungai ini seperti memancing, membudidayakan ikan dengan keramba dan kegiatan lain yang biasa dilakukan oleh para penduduk sekitarnya. Karena banyaknya debit air yang dialirkan ke sungai ini, maka tak heran jika dibangun tiga waduk sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Tiga waduk yang dibangun tersebut antara lain PLTA Saguling di wilayah hulu DAS Ci Tarum, PLTA Cirata di wilayah tengah dan PLTA Ir. H. Djuanda atau lebih dikenal dengan PLTA Jatiluhur di wilayah hilir. Air Citarum sendiri dimanfaatkan oleh warga sebagai pasokan air minum oleh sebagian penduduk Jakarta. Bahkan Irigasi di wilayah sungai Subang, Karawang dan Bekasi juga dipasok dari sungai ini.

  1. Kini Dikeliling oleh 500 Pabrik

Karena banyak sekali warganya yang bergantung pada sungai ini, tak heran jika ada kurang lebih 500 pabrik berdiri di area sungai. Hal ini juga semakin diperparah dengan adanya penggundulan hutan yang berlangsung secara pesat di wilayah hulu. Kondisi ini membuat sungai menjadi lebih parah dari sebelumnya. Apalagi lebih dari 15 juta jiwa sangatlah bergantung pada sungai tersebut.

Semakin banyaknya bangunan industri pabrik yang berdiri di sekitar sungai tersebut, maka membuat sungai menjadi mudah tercemar karena aktivitas pabrik tersebut. Hal ini yang juga menjadi faktor mengapa Citarum menjadi kategori sungai yang tercemar pada tahun 2007. Tentu sangat dibutuhkan kesadaran pemerintah, masyarakat dan pemilik pabrik untuk sama sama menjaga sungai agar layak untuk dimanfaatkan.