Bagi umat Muslim ada beberapa ibadah yang harus dilakukan. Ibadah tersebut diantaranya haji dan umrah. Pelaksanaan ibadah haji dan umroh memiliki beberapa perbedaan.Apabila kamu masih bingung mengenai apa perbedaan haji dan umrah, silakan simak ulasan berikut ini.
Pengertian Haji dan Umroh
Kata “Haji” menurut istilah syari’ah memiliki makna yaitu mendatangi ka’bah atau tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan ritual yang telah ditetapkan. Tempat-tempat yang dimaksud yaitu selain Ka’bah dan Mas’a (tempat Sa’i), juga Pada Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Sedangkan pengertian haji menurut bahasa, maknanya adalah “Al-Qahdu” yang artinya menyengaja untuk melakukan sesuatu yang agung.
Sementara itu, menurut istilah pengertian umroh yang terdapat dalam ilmu fiqih berdasarkan jumhur ulama adalah bentuk ibadah melakukan tawaf mengelilingi Baitullah dan melaksanakan sa’i di antara bukit Shafa dan bukit Marwah dengan menggunakan ihram.
Umroh menurut bahasa artinya yaitu “Az-Ziyarah” yang memiliki makna berkunjung atau mendatangi suatu tempat atau seseorang.
Perbedaan Haji dan Umroh
Haji dan umroh, kedua ibadah ini memiliki banyak kesamaan namun sebenarnya berbeda. Berikut ini adalah perbedaan antara haji dan umroh yang ditinjau dari beberapa aspek.
1. Perbedaan berdasarkan waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan ibadah haji sudah ditentukan dan tidak bisa dilakukan pada sembarang waktu. Pelasanaa haji dilakukan satu tahun sekali pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu ketika wukuf di Arafah. Namun, serangkaian ibadah haji bisa dimulai sejak bulan Syawal, bulan Dzulqa’dah, dan bulan Dzulhijjah.
Sementara itu, pelaksaan ibadah umroh tidak memiliki ketentuan waktu. Umroh bisa dilakukan kapan saja dan berkali-kali, kecuali pada tanggal 10 Dzulhijjah dan pada hari Tasyrik yaitu 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
2. Perbedaan berdasarkan tempat
Pelaksanaan ibadah haji tidka hanya dilakukan di Ka’bah saja, namun juga di tempat manasik lainnya di luar Ka’bah. Selain wajib melakukan tawaf di Ka’bah dan Sa’i di Bukit Shafa dan Marwah yang berada di dalam Masjidil Haram, juga diwajibkan untuk mendatangi tempat lain di luar kota Mekkah. Tempat tersebut yaitu Mina, Muzdalifah, Arafah, yang berjarak 5 sampai 25 km di luar kota.
Pelaksaan umroh yaitu hanya melibatkan Ka’bah dan tempat Sa’i saja yang berada di dalam Masjidil Haram. Kegiatan dalam ibadah Umroh hanya terbatas di dalam kota Mekkah saja, karena inti dari umroh yaitu hanya mengambil tawaf, Sa’I dan miqat,.
3. Perbedaan berdasarkan hukumnya
Hukum ibadah haji bagi umat Islam yang telah sampai kepada ijma’ yaitu wajib, fardhu’ain bagi umat muslim yang mualaf dan mampu.
Hukum pelaksanaan umroh ada yang menyebutkannya wajib dan ada pula yang sunnah. Berdasarkan Mazhab Malikiyah dan Hanafiyah, umrah hukumnya sunnah bukan wajib.
Hal tersebut sesuai dengan dalil yaitu hadits Jabir R.A. yang artinya,”Nabi SAW ditanya tentang apakah umroh wajib atau tidak wajib? Rasulullah bersabda: Tidak, dan kalian melaksanakan umrah itu lebih utama, diambil dari Hadist Riwayat Al Tirmidzi.
Apabila berpegang pada mazhab Asy-Syafi’iyah dan Hambali, umroh dihukumi wajib minimal sekali sumur hidup. Hal tersebut disebutkan dalam dalil Alquran yang berisi : dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah, Al Baqarah ayat 196.
4. Perbedaan berdasarkan rukunnya
Ibadah haji memiliki rukun yang lebih panjang dan harus dilaksanakan dengam tertib dan berurutan, karena konsekuensinya akan berat apabila lalai mengerjakannya.
Ada enam rukun haji menurut Mazhab Asy-Syafi’iyah, yaitu ihram, wukuf di Arafah, tawaf Ifadhah, Sa’I, menggundulkan rambut kepala (al-haq) atau mengurangi rambut (al-taqshir ), dan tertib dalam melaksanakan rukun haji.
Rukun umroh tidak terlalu memakan waktu banyak dan cukup sederhana. Rukun umroh hanya ada empat yaitu pertama ihram dengan niat, kedua melaksanakan tawaf sebanyak tujuh kali, ketiga melaksanakan sa’I antara bukuit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali, dan keempat adalah melaksanakan tahalul atua mencukur rambut.
5. Perbedaan berdasarkan kewajiban bagi para jama’ahnya
Apabila hal wajib ini tidak dikerjakan bagi para jama’ah haji dan umroh, maka akan berdosa namun tidak merusak ibadah haji atau umrohnya. Wajib haji dan wajib umroh berbeda dengan rukun haji dan umroh. Jika rukun haji dan umroh dilalaikan secara sengaja atau tidak, maka haji atau umrohnya menjadi tidak sah.
Wajib haji terdiri dari enam hal, yaitu pertama berniat ihram, kedua melaksanakan mabit di Muzdalifah, ketiga melaksanakan melontarkan jamarat (tiga objek pelemparan : jumrah Aqadah, jumrah Wustha, dan jumrah Ula ), keempat melaksanakan mabit di Mina pada hari Tasyrik, kelima melaksanakan tawaf Wada, dan keenam wajib menghindari perintah yang diharamkan dalam ihram saat berhaji.
Wajib umrah terdiri dari dua hal, yaitu melaksanakan ihram dari miqat dan wajib menghindari perintah yang ada dalam ihram, seperti perintah menggunting rambut, dan yang lainnya.
6. Perbedaan berdasarkan lama pelaksanaan
Lama waktu pelaksanaan kedua ibadah tersebut berbeda, serangkaian ritual ibadah haji memakan waktu lebih banyak daripada ibadah umroh.
Ibadah haji paling cepat dilaksanakan minimal dalam empat hari, yaitu 9 sampai 12 Dzulhijjah, apabila mengambil nafar awal. Namun, apabila mengambil nafar tsani, menjadi lima hari (dari tanggal 9 sampai 13 Dzulhijjah).
Ibadah umroh hanya membutuhkan waktu dua hingga tiga jam saja karena hanya melakukan ritual yang ringan, mulai dari mengambil miqat, tawaf (7x), berjalan diantara bukit Shafa dan Marwah (7 kali), lalu bercukur.
7. Perbedaan berdasarkan biaya yang dikeluarkan
Biaya haji lebih mahal daripada biaya umroh karena rangkaian ritual ibadahnya cukup lama dan di beberapa tempat. Namun, selisih biaya haji dan umroh tidak terlalu besar. Oleh karena itu, banyak orang yang melaksanakan umroh terlebih dahulu karena lebih murah dan bisa dilakukan kapan saja.
Itulah penjelasan terkait apa perbedaan haji dan umroh. Semoga bermanfaat untuk kalian yang ingin berangkat haji menggunakan haji plus untuk lebih mengetahui keutamaan berangkat haji dengan lebih baik lagi. Kunjungi Arrazi Ibrahim untuk informasi keislaman lainnya.